1.25.2013

Dasar dan Tujuan Persaudaraan Setia Hati Terate


DASAR


Dalam PSHT kita tidak  hanya belajar pencak silat atau  berorganisasi tapi lebih dari itu maka dari kita mengenal Adanya  5 dasar  ( PANCA DASAR PSHT ) , meliputi :
1.     Persaudaraan.
2.     Olahraga
3.     Beladiri
4.     Kesenian.
5.     Kerohanian/Ke–SH–an.

1.     Persaudaraan :
Persaudaraan adalah suatu hubungan batin antara manusia dengan manusia yang sifatnya seperti saudara kandung  dan ini di tanamkan sejak siswa mulai mengecap pelajaran PSHT.Dengan persaudaraan, manusia di akui dan di perlakukan sesuai dengan harkat martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang sama derajatnya. Perlakuan ini tanpa membedakan hak dan kewajiban azasinya, kedudukan sosial ekonomi, keturunan , agama & kepercayaan, jenis kelamin dll . Yang mana Persaudaraan dalam PSHT bersifat kekal dan abadi.

2.     Olahraga : 
Pengertian olahraga di sini adalah mengolah tubuh / raga dengan gerakan2 pencak silat yang terdapat dalam PSHT. Adapun manfa’at bermain pencak silat:
  • Memperbaiki suasana hati.
  • Menumbuhkhan rasa percaya diri
  • Mengurangi stress
  • Menguatkan otot tubuh .
  • Membantu proses metabolisme dalam tubuh.
  • Membina kekuatan, kecepatan, ketepatan dan keseimbangan .

3. Beladiri :   
Dengan pencak silat yang di jiwai oleh pengenalan kepada sang pencipta dan diri pribadi maka pencak silat berfungsi sebagai alat membela diri untuk mempertahankan kehormatan.PSHT tidak mengajarkan beladiri asing, karena pencak silat yang berakar pada budaya asli Indonesia yang tidak kalah mutunya dengan beladiri asing. Dengan demikian PSHT ikut mempertahankhan dan mengembangkan kepribadian bangsa Indonesia.

4. Kesenian
Seni adalah keindahan, dimana kesenian dalam pencak silat dapat berbentuk permainan tunggal , ganda atau massal .  Adapun tujuan seni dalam pencak silat :
  • Memelihara kaidah pencak silat yang baik dengan menumbuhkan kelenturan, keluwesan dan keindahan gerakan yang di hubungkan dengan keserasian irama.
  • Sebagai latihan dalam pengembangan aspek keserasian dan keselarasan yang diharapkan dapat berpengaruh dalam sikap dan perilaku hidupnya.

5. Kerohanian/Ke–SH–an:
Di dalam PSHT, kerohanian sering di sebut dengan ke – SH- an . kerohanian merupakan sumber azasi Tuhan YME untuk mencapai Manusia yang berbudi luhur guna kesempurnaan hidup. Adapun tujuan kerohanian dalam PSHT adalah untuk mendidik anggota PSHT yang berjiwa setia hati agar di dalam menempuh kehidupan ini memperoleh kebahagian dan kesejahteraan lahir batin dunia dan akhirat .


TUJUAN
1.   Mempertebal Rasa Ketuhanan Yang Maha Esa.
2.   Membentuk Manusia yang berbudi Luhur, tahu benar dan tahu salah.
3.   Menanamkan jiwa kesatria, cinta tanah air dan bangsa Indonesia
4.   Mempertinggi seni Pencak silat dengan berpedoman wasiat SH Terate
5.   Mempertebal rasa cinta sesame
6.   Memperkuat mental spiritual dan fisik warga PSHT khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya.
7.   Mempertebal kepercayaan diri bagi setiap warga PSHT atas dasar Kebenaran. Ajaran PSHT Lewat konsep pembelajaran yang terangkum dalam Panca Dasar tersebut PSHT berupaya membimbing warganya untuk memiliki lima watak dasar yaitu : Berbudi luhur tahu benar dan salah serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pemberani dan tidak takut mati. Berhadapan dengan masalah kecil dan remeh lebih baik mengalah, baru bertindak jika menghadapi masalah prinsip yang menyangkut harkat dan martabat kemanusiaan. Sederhana. Mamayu Hayuning Bawana (berusaha menjaga kelestarian, kedamaian, dan ketentraman hati) .

Arti dan Makna Lambang Persaudaraan Setia Hati terate


1. Segi empat panjang
- Bermakna Perisai.
2. Dasar Hitam
- Bermakna kekal dan abadi.
3. Hati putih bertepi merah
- Bermakna cinta kasih ada batasnya.
4. Merah melingkari hati putih
- Bermakna berani mengatakan yang ada dihati/kata hati
5. Sinar- Bermakna jalannya hukum alam/hukum kelimpahan6. Bunga Terate
- Bermakna kepribadian yang luhur
7. Bunga terate mekar, setengah mekar dan kuncup.
- Bermakna dalam bersaudara tidak membeda-bedakan latar belakang
8. Senjata silat
- Bermakna pencak silat sebagai benteng Persaudaraan.
9. Garis putih tegak lurus ditengah-tengah merah
- Bermakna berani karena benar, takut karena salah
10. Persaudaraan Setia Hati Terate- Bermakna mengutamakan hubungan antar sesama yang tumbuh dari hati yang tulus, ikhlas, dan bersih.- Apa yang dikatakan keluar dari hati yang tulus.
- Kepribadian yang luhur.
11. Hati putih bertepi merah terletak ditengah-tengah lambang
- Bermakna netral

Sejarah Persaudaraan Setia Hati Terate

Manusia dapat dihancurkanManusia dapat dimatikanakan tetapi manusia tidak dapat dikalahkanselama manusia itu setia pada hatinya
atau ber-SH pada dirinya sendiri
Falsafah Persaudaraan Setia Hati Terate itu ternyata sampai sekarang tetap bergaung dan berhasil melambungkan PSHT sebagai sebuah organisasi yang berpangkal pada “persaudaraan” yang kekal dan abadi.
Adalah Ki Hadjar Hardjo Oetomo, lelaki kelahiran Madiun pada tahun 1890. Karena ketekunannya mengabdi pada gurunya, yakni Ki Ngabehi Soerodiwiryo, terakhir ia pun mendapatkan kasih berlebih dan berhasil menguasai hampir seluruh ilmu sang guru hingga ia berhak menyandang predikat pendekar tingkat III dalam tataran ilmu Setia Hati (SH). Itu terjadi di desa Winongo saat bangsa Belanda mencengkeramkan kuku jajahannya di Indonesia.
Sebagai seorang pendekar, Ki Hadjar Hardjo Oetomo pun berkeinginan luhur untuk mendarmakan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain. Untuk kebaikan sesama. Untuk keselamatan sesama. Untuk keselamatan dunia. Tapi jalan yang dirintis ternyata tidak semulus harapannya. Jalan itu berkelok penuh dengan aral rintangan. Terlebih saat itu jaman penjajahan. Ya, sampai Ki Hadjar sendiri terpaksa harus magang menjadi guru pada sekolah dasar di benteng Madiun, sesuai beliau menamatkan bangku sekolahnya. Tidak betah menjadi guru, Ki Hadjar beralih profesi sebagai Leerling Reambate di SS (PJKA/Kereta Api Indonesia saat ini – red) Bondowoso, Panarukan, dan Tapen.
Memasuki tahun 1906 terdorong oleh semangat pemberontakannya terhadap Negara Belanda – karena atasan beliau saat itu banyak yang asli Belanda -, Ki Hadjar keluar lagi dan melamar jadi mantri di pasar Spoor Madiun. Empat bulan berikutnya ia ditempatkan di Mlilir dan berhasil diangkat menjadi Ajund Opsioner pasar Mlilir, Dolopo, Uteran dan Pagotan.
Tapi lagi-lagi Ki Hadjar didera oleh semangat berontakannya. Menginjak tahun 1916 ia beralih profesi lagi dan bekerja di Pabrik gula Rejo Agung Madiun. Disinipun Ki Hadjar hanya betah untuk sementara waktu. Tahun 1917 ia keluar lagi dan bekerja di rumah gadai, hingga beliau bertemu dengan seorang tetua dari Tuban yang kemudian memberi pekerjaan kepadanya di stasion Madiun sebagai pekerja harian.
Dalam catatan acak yang berhasil dihimpun, di tempat barunya ini Ki Hadjar berhasil mendirikan perkumpulan “Harta Jaya” semacam perkumpulan koperasi guna melindungi kaumnya dari tindasan lintah darat. Tidak lama kemudian ketika VSTP (Persatuan Pegawai Kereta Api) lahir, nasib membawanya ke arah keberuntungan dan beliau diangkat menjadi Hoof Komisaris Madiun.
Senada dengan kedudukan yang disandangnya, kehidupannya pun bertambah membaik. Waktunya tidak sesempit seperti dulu-dulu lagi, saat beliau belum mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Dalam kesenggangan waktu yang dimiliki, Ki Hadjar berusaha menambah ilmunya dan nyantrik pada Ki Ngabehi Soerodiwiryo.
Data yang cukup bisa dipertanggungjawabkan menyebutkan dalam tahun-tahun inilah Setia Hati (SH) mulai disebut-sebut untuk mengganti nama dari sebuah perkumpulan silat yang semula bernama “Djojo Gendilo Cipto Mulyo”.
Masuk Sarikat Islam.
Memasuki tahun 1922, jiwa pemberontakan Ki Hadjar membara lagi dan beliau bergabung dengan Sarikat Islam (SI), untuk bersama-sama mengusir negara penjajah, malah beliau sendiri sempat ditunjuk sebagai pengurus. Sedangkan di waktu senggang, ia tetap mendarmakan ilmunya dan berhasil mendirikan perguruan silat yang diberi nama SH Pencak Spor Club. Tepatnya di desa Pilangbangau – Kodya Madiun Jawa Timur, kendati tidak berjalan lama karena tercium Belanda dan dibubarkan.
Namun demikian semangat Ki Hadjar bukannya nglokro (melemah), tapi malah semakin berkobar-kobar. Kebenciannya kepada negara penjajah kian hari kian bertambah. Tipu muslihatpun dijalankan. Untuk mengelabuhi Belanda, SH Pencak Sport Club yang dibubarkan Belanda, diam-diam dirintis kembali dengan siasat menghilangkan kata “Pencak” hingga tinggal “SH Sport Club”. Rupanya nasib baik berpihak kepada Ki Hadjar. Muslihat yang dijalankan berhasil, terbukti Belanda membiarkan kegiatannya itu berjalan sampai beliau berhasil melahirkan murid pertamanya yakni, Idris dari Dandang Jati Loceret Nganjuk, lalu Mujini, Jayapana dan masih banyak lagi yang tersebar sampai Kertosono, Jombang, Ngantang, Lamongan, Solo dan Yogyakarta.
Ditangkap Belanda.
Demikianlah, hingga bertambah hari, bulan dan tahun, murid-murid Ki Hadjar pun kian bertambah. Kesempatan ini digunakan oleh Ki Hadjar guna memperkokoh perlawanannya dalam menentang penjajah Belanda. Sayang, pada tahun 1925 Belanda mencium jejaknya dan Ki Hadjar Hardjo Oetomo ditangkap lalu dimasukkan dalam penjara Madiun.
Pupuskah semangat beliau ? Ternyata tidak. Bahkan semakin menggelegak. Dengan diam-diam beliau berusaha membujuk rekan senasib yang ditahan di penjara untuk mengadakan pemberontakan lagi. Sayangnya sebelum berhasil, lagi-lagi Belanda mencium gelagatnya. Untuk tindakan pengamanan, Ki Hadjar pun dipindah ke penjara Cipinang dan seterusnya dipindah di penjara Padang Panjang Sumatera. Ki Hadjar baru bisa menghirup udara kebebasan setelah lima tahun mendekam di penjara dan kembali lagi ke kampung halamannya, yakni Pilangbangau, Madiun.
Selang beberapa bulan, setelah beliau menghirup udara kebebasan dan kembali ke kampung halaman, kegiatan yang sempat macet, mulai digalakan lagi. Dengan tertatih beliau terus memacu semangat dan mengembangkan sayapnya. Memasuki tahun 1942 bertepatan dengan datangnya Jepang ke Indonesia SH Pemuda Sport Club diganti nama menjadi “SH Terate”. Konon nama ini diambil setelah Ki Hadjar mempertimbangkan inisiatif dari salah seorang muridnya Soeratno Soerengpati. Beliau merupakan salah seorang tokoh Indonesia Muda.
Selang enam tahun kemudian yaitu tahun 1948 SH Terate mulai berkembang merambah ke segenap penjuru. Ajaran SH Terate pun mulai dikenal oleh masyarakat luas. Dan jaman kesengsaraanpun sudah berganti. Proklamasi kemerdekaan RI yang dikumandangkan oleh Soekarno-Hatta dalam tempo singkat telah membawa perubahan besar dalam segala aspek kehidupan. Termasuk juga didalamnya, kebebasan untuk bertindak dan berpendapat. Atas prakarsa Soetomo Mangku Negoro, Darsono, serta saudara seperguruan lainnya diadakan konferensi di Pilangbangau (di rumah Alm Ki Hadjar Hardjo Oetomo). Dari konferensi itu lahirlah ide-ide yang cukup bagus, yakni SH Terate yang semenjak berdirinya berstatus “Perguruan Pencak Silat” dirubah menjadi organisasi “Persaudaraan Setia Hati Terate”. Selanjutnya Soetomo Mangkudjajo diangkat menjadi ketuanya dan Darsono menjadi wakil ketua.
Tahun 1950, karena Soetomo Mangkudjojo pindah ke Surabaya, maka ketuanya diambil alih oleh Irsad. Pada tahun ini pula Ki Hadjar Hardjo Oetomo adalah seorang tokoh pendiri PSHT, mendapatkan pengakuan dari pemerintah Pusat dan ditetapkan sebagai “Pahlawan Perintis Kemerdekaan” atas jasa-jasa beliau dalam perjuangan menentang penjajah Belanda.

1.14.2013

Pengertian Pencak Silat


Pengertian Pencak Silat

Pencak silat adalah suatu metode bela diri yang diciptakan untuk mempertahankan diri dari bahaya yang dapat mengancam keselamatan dan kelangsungan hidup. Dalam kamus bahasa Indonesia, pencak silat diartika permainan (keahlian) dalam mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis, menyerang dan membela diri dengan  atau tanpa senjata. Ada juga yang mengatakan bahwa pencak silat adalah gerak bela diri tingkat tinggi yang disertai dengan perasaan sehingga penguasaan gerak efektif dan terkendali.
Untuk lebih jelasnya ada beberapa tokoh pencak silat yang memberikan pendapatnya tentang pencak silat diantaranya :
1. Menurut Abdus Sjukur, yang merupakan tokoh dari perguruan pencak silat Bawean :
Pencak  adalah gerakan langkah keindahan dengan menghindar yang disertakan gerakan berunsur komedi. Pencak dapat dipertotonkan sebagai sarana hiburan. Silat adalah unsur teknik bela diri menangkis, menterang dan yang tidak dapat diperagakan di depan umum.

2. Menurut Hasan Habudin, yang merupakan tokoh dari pencak silat Pamur di Madura :
Pencak adalah seni bela diri yang diperagakan dengan diatur, padahal silat sebagai inti sari dari pecak tidak dapat diperagakan. Di kalangan suku Madura pencak dianggap berakar dari bahasa Madura ‘apengkarepeng laju aloncak’, yaitu bergerak tanpa aturan sambil  meloncak.
Silat ‘se amaen alat mancelat’ yaitu sang pemain berloncat kian kemari seperti kilat.

3. Menurut Boechori Ahmad, tokoh pencak silat Tapak Suci di Jember :
Istilah ‘pencak’ bersal dari Madura ajar dari kata ‘pecak’ sebetulnya lain, yaitu ‘acak mancak’ yang berarti melompat ke kiri ke kanan dengan menggerakkan tangan dan kaki.
Pencak adalah fitrah manusia untuk membela diri sedangkan silat sebagai unsur yang menghubungkan gerakan dan pikiran.

4. Menurut alm. Imam Koesepangat, yang merupakan guru besar Setia Hati Terate Madiun :
Pencak adalah gerak bela diri tanpa lawan
Silat adalah bela diri yang tidak boleh dipertandingkan

5. Menurut Mr. Wongsonegoro, tokoh dari IPSI
Pencak adalah gerakan serang bela yang berupa tari dan berirama dengan peraturan adat kesopanan tertentu, yang biasa dipertunjukkan di depan umum.
Silat adalah inti sari dari pecak, ilmu yang memperkelahian atau membela di mati matian yang tidak dapat dipertunjukan di depan umum.

6. Menurut Holidin, tokoh Panglipur di Bandung, Jawa Barat :
Pencak adalah akal pengetahuan, pengucap dan hak guna pakai
Silat adalah silahturahim

7. Menurut Soetardjonegoro, tokoh Phasadja Mataram di Yogyakarta :
Pencak adalah gerak bela serang yang teratur menurut sistem, waktu, tempat dan iklim dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara kesatria, tidak melukai perasaan.

Silat adalah gerak bela serang yang erat hubungannya denngan rohani, sehinggga menghidup suburkan naluri, menggerakan hati nurani manusia, langsung menyerang kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pencak silat juga merupakan seni bela diri, sehingga di dalamnya terdapat unsur keidahan dan tindakan. Pencak silat merupakan hasil budi dan akal manusia, lahir dari sebuah proses perenunngan, pembelajaran dan pengamatan. Sebagai tata gerak, pencak silat dapat disamakan dengan tarian. Bahkan pencak silat lebih kompleks, karena dalam tata geraknya terkandung unsur-unsur pembelaan diri yang tidak ada dalam tarian. Sebagai hasil budaya, pencak silat sangan kental dengan nilai dan norma yang hidup dan berlaku di masyarakat.
Pencak silat yang terdapat di Sumatera Barat di kenal dengan nama Silek atau bersilat.  Di Semenanjung Malaysia dan Singapur pencak silat dikenal dengan nama gayong atau cekak. Di Filipina istilahnya pasilat sedangkan Thailand menggunakan istilah satun.

Pencak silat memiliki empat dasar :
1.    Mental Spritual
     Mental yang tinggi dalam melakukan gerakan pencak silat merupakan syarat yang utama untuk seorang yang mempelajari pencak silat
2.    Bela diri
     Untuk membela diri serta mempertahankan sebagian dari tubuh dengan teknik gerakan pencak silat haruslah jelas arah tujuannya dengan tanggung jawab yang penuh
3.    Budaya dan seni
     Melakukan gerakan teknik pencak silat dengan cara yang indah dan bagus serta jelas menjadikan gerakan-gerakan tidak kaku. Pencak silat sebagi seni harus menuruti ketentuan-ketentuan, keselarasan, keseimbangan, keserasian antara wirama, wirasa, dan wiraga. Karena di beberapa daerah di Indonesia pencak silat hanya sebagai sebuah seni tari, yang sama sekali tidak mirip sebagai olahraga maupun bela diri.
4.    Olahraga
     Seorang yang belajar pencak silat harus menjaga car hidupnya agar mendapatkan hasil prestasi, kelincahan dan kesehatan yang mencakup seluruhnya.